Cerita Pesugihan: Ritual yang Membawa Penyesalan
Pagi itu terdengar suara piring dan gelas yang saling bertautan di rumah Agen Idn Sport Budi, ditambah dengan jeritan tangis sang anak yang masih berusia 5 tahun. Keluarga mereka bertengkar lagi bagi tetangga sudah menjadi hal biasa layaknya ayam berkokok pertanda jika pagi telah datang. Pertengkaran di antara keduanya tidak jauh-jauh dari masalah ekonomi dan sang istri yang banyak menuntut.
Karena Dinda putri kecilnya tak henti-henti menangis Budi pun menghampiri dan menggendong dengan harap sang anak tidak kaget lagi.
“Puas kamu sekarang buat anak sendiri ketakutan?” ujar Budi dengan suara lantangnya kepada Sinta
“Kalau kamu enggak cari masalah, enggak mungkin aku begini mas. Kamu pikir aku gila suka melihat anak seperti itu!” balasnya tak kalah kencang.
“Aku kan sudah bilang sama kamu, uang PHK sudah habis. Utang kamu di Bu Sri bisa dibayar tapi nanti. Sabar Sin..”
“Kamu selalu bilang kaya gitu tapi engga coba cari pekerjaan lain, aku cape lah sama kamu!” ucapnya sambil membanting pintu kamar.
Budi hanya terdiam mencoba menenangkan diri dan sang anak yang sekarang ada di pelukannya. Ia sudah paham betul sifat sang istri jika marah. Berulang kali di pikirannya selalu terlintas untuk menyudahi bahtera rumah tangga bersama Santi, namun ia selalu mengingat bagaimana janjinya kepada ayah Santi untuk selalu menjaga anaknya, bagaimanapun perasaan cintanya kepada Santi tidak pernah berubah ditambah kini ia sudah mempunyai putri kecil yang cantik. Ia tak mau perpisahan dengan Santi berakibat negatif kepada anaknya kelak.
Besoknya Budi mulai mencari pekerjaan di sebuah pabrik pembuatan kain sarung, bukan tanpa alasan ia pergi ke sana karena pekerjaan sebelumnya sebagai buruh pabrik kain membuat ia sedikit percaya diri akan diterima nantinya.
Sampainya di perusahaan konveksi tersebut, ada sesuatu yang membuat Budi melebarkan matanya. Ia melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi turun dari mobil sedan lengkap dengan setelan jasnya. Ya, orang tersebut adalah Jaka teman dekatnya sewaktu SMA. Terakhir bertemu, ketika sang istri lahiran dan Jaka datang menjenguk mereka. Namun kini yang membuatnya heran dalam waktu beberapa bulan Jaka sudah menjadi seorang yang kaya raya, padahal dulu saking tidak ada uangnya ia sampai menginap beberapa minggu di rumah Budi.
Tak lama, Budi pun menghampiri temannya itu dan mulai bertegur sapa. Jaka tidak berubah, ia masih seperti orang yang Budi kenal dan tidak memandang Budi sebagai orang rendahan. Jaka bahkan mengajak Budi ke dalam kantornya untuk berbincang sebentar. Di tengah percakapan, saking penasarannya Budi bertanya dari mana Jaka mendapatkan kekayaan secepat ini.
Pertanyaan tersebut hanya dijawab dengan senyum segaris oleh Jaka. Budi merasa ada sesuatu yang berusaha Jaka tutupi. Lantas, sebelum ia berpamitan, tiba-tiba saja Jaka mengatakan jika salah satu cara yang ia lakukan dengan memakai pesugihan. Budi kaget setengah mati, ia tak mengira jawaban itu yang terlontar dari mulutnya. Seperti tanpa salah, Jaka menjelaskan panjang lebar bagaimana ia melakukan ritual itu.
Omongan Jaka selalu terngiang di pikiran Budi, ia penasaran tapi juga ada sedikit rasa ingin mencoba, apalagi Jaka bilang jika pesugihan tersebut tak menggunakan tumbal dan cukup mempunyai mental yang kuat saja.
Seperi daun yang tidak teguh pendirian, keesokannya Budi mulai menyiapkan segala ritual di kamar kosong rumahnya. Waktu tepat menunjukkan pukul 11 malam, Budi mulai menjejerkan lilin membentuk lingkaran, menyalakan dupa hingga memotong ayam cemani yang darahnya diteteskan mengikuti bentuk lilin. Ia duduk di tengah lingkaran tersebut dan mulai mengucapkan mantra yang diberikan oleh Agen Idn Sport Jaka.
Angin mulai berhembus di sekeliling Budi, ada perasaan takut namun ia harus ingat jika pesugihan ini mengandalkan mental. Tak berapa lama ada sesuatu yang mengagetkan Budi.
BRUUUAKKK........
Lampu atap yang berada tepat di belakang Budi jatuh, Ia mencoba untuk tenang walau hatinya berdegup setengah mati. Tidak sampai situ, tiba-tiba di depannya tercium aroma yang sangat busuk seperti bangkai.
Perlahan Budi membuka mata dan terperanjat di pangkuannya kini ada sesosok mahluk dengan mata yang merah menyala. Parahnya tubuh bagian dalam makhluk tersebut tidak tertutupi, menyisakan lambung dan usus yang bergelantungan. Budi melempar makhluk tersebut secepat kilat. Tak lama makhluk itu hilang bagai debu tak tersisa.
Ia mencoba untuk fokus kembali melakukan ritual itu, selang beberapa lama dari kejauhan terdapat makhluk tinggi besar berbulu lebat dengan dua taring yang menjulur hingga kaki menghampiri Budi.
Saking ketakutannya, Budi bangun dan melempar serpihan lampu ke arah makhluk itu. Sama seperti yang sudah-sudah. Makhluk tersebut hilang tanpa jejak. Dari sana ia menyadari jika ritual Slot pulsa tanpa potongan yang ia lakukan tidak berhasil.
Keesokannya, Budi mencoba menemui Jaka untuk bertanya mengapa yang ia lakukan selalu gagal. Lantas, Jaka hanya menanyakan satu hal “Saat makhluk itu datang apa yang kamu lakukan?”
Dengan mudahnya Budi menjawab jika ia mengucap segala doa saat makhluk-makhluk itu mulai mendekati, doa tersebut keluar begitu saja tanpa ia sadari.
“Pantas saja kamu gagal dalam ritual itu” tegas Jaka.
Beberapa bulan sejak kejadian itu Budi mendapat kabar jika Jaka telah meninggal dunia karena kecelakaan. Parahnya, tubuh yang ditemukan hanya dari bagian kepala hingga dada. Sisanya menghilang tanpa jejak.
Tulisan ini merupakan rekayasa dari kisah yang berkembang di masyarakat. Kesamaan nama dan tempat kejadian hanya kebetulan belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar