Agen IDN Sport

Cari Blog Ini

Sabtu, 16 Oktober 2021

Pengalaman Seram di Lift

Pengalaman Seram di Lift


Ilustrasi Lift Foto: Agen Idn Sport
~Sekujur tubuh merinding, darah seperti berhenti mengalir, ketika sadar ada sosok lain yang menyeramkan, berdiri di dalam lift.~

Simak cerita Hani dan Putra, tentang pengalaman seram yang mereka alami ketika sedang di dalam lift, sendirian?

~Hani, 25 tahun, Jakarta.~ “Lo ke sini aja ya, biar cepet, gak makan waktu. Dari sini kita langsung ke Kemang deh. Ok ok ok? Hehe.”
 
“Ah bilang aja lo mau dijemput, dasar kelakuan. Ya udah tunggu, habis maghrib gw jalan.”
“Ah emang lo temen gw paling baik sedunia, hahaha. Nanti langsung naik aja ke lantai 7 ya Han, takut kerjaan gw belum kelar.”
“Iya, iya, bawel.”
Itu percakapan dengan Inda, sahabatku sejak kuliah dulu. Kami berencana untuk reuni kecil-kecilan dengan beberapa teman kampus tempat kami kuliah dulu, tempatnya di Slot pulsa tanpa potongan Kemang.

Bukan yang pertama juga sih acara kumpul-kumpul seperti ini, sebelumnya sudah beberapa kali ada. Bedanya, kali ini aku harus menyempatkan diri untuk mampir ke kantor Inda, menjemputnya lalu berangkat bareng. 
 
Gedung di mana kantor Inda berada memang gak terlalu jauh dari kemang, hanya sekitar 15 menit jaraknya. Sedangkan aku berkantor di Jakarta Barat, kira-kira satu jam lebih perjalanan ke kantor Inda pada jam sibuk pulang kantor.
Begitulah, dan seperti perbincangan kami melalui telepon tadi, selepas maghrib aku berangkat, sekitar jam setengah tujuh. 
 
Perhitunganku, jam setengah delapan seharusnya sudah sampai tujuan, tapi ternyata pada hari jumat itu jalanan Jakarta macetnya lebih parah dari biasanya, gak tahu apa sebabnya. Alhasil, nyaris jam setengah sembilan aku baru sampai parkiran gedung kantor Inda. 
 

Aku gak parkir di basement, karena parkiran gedung sudah sepi, penghuninya sudah pulang semua.
Sebelum turun, aku coba untuk menelepon Inda, mau bilang kalau sudah di parkiran, tapi ponselnya gak aktif, dua atau tiga kali aku coba tapi tetap gak aktif juga. 
 
Ya sudah, akhirnya aku putuskan untuk langsung saja ke lantai 7, jemput Inda di ruangannya, karena dia tadi sempat bilang begitu.
“Malam Pak, saya mau ketemu Inda, di lantai 7.” Ucapku ke Pak Satpam ketika aku sudah sampai di lobby.
 
“Silakan mba, langsung aja.” Jawab Pak Satpam sambil tangannya menunjuk ke arah lift.”
Letak meja sekuriti sekitar 15-20 meter jaraknya dari pintu lift.

Gedung ini sepertinya sudah benar-benar kosong, di lobby-nya hanya ada aku dan Pak Satpam, suara yang terdengar pun hanya suara langkah kakiku yang sedang bergerak menuju lift.
 
Ya mungkin karena ini hari jumat, jadinya orang-orang sudah buru-buru pulang untuk berakhir pekan.
Benar, gedung ini kosong, sangat sepi.
 
Mungkin karena sudah sepi, ketika menekan tombol lift, pintunya langsung terbuka, jadi gak perlu menunggu lama.
Ketika pintu sudah terbuka penuh, barulah terlihat kalau lift dalam keadaan kosong. Kemudian aku masuk ke dalamnya.
 
Menekan tombol lantai 7, lalu pintu menutup.
Lift bergerak ke atas..
Lantai dua..
Lantai tiga.. 
 
Ting! Tiba-tiba Lift berhenti di lantai 3A, kemudian perlahan pintunya terbuka.

Aku hanya diam memperhatikan prosesnya, sambil bersandar pada dinding lift bagian belakang.
Gelap, lantai 3A dalam keadaan gelap, aku hanya bisa melihat meja resepsionis yang letaknya gak jauh di depan pintu lift.
 
Aku masih menunggu sambil bersandar, tapi gak terlihat ada orang, sama sekali gak ada orang yang masuk ke dalam lift, sepi aja. 
 
Penasaran, aku lalu maju beberapa langkah, melongokkan kepala ke luar, untuk melihat sekitar, siapa tahu ada orang yang hendak naik.
 
Tapi gak ada, kosong, aku gak melihat ada orang sama sekali. Pada saat inilah perasaan mulai gak enak.. 
 
Aku yang sangat penakut ini langsung berpikir yang nggak-enggak, siapa yang memencet tombol lift sehingga berhenti di lantai 3A? Padahal lantai 3A kelihatannya sudah sama sekali kosong, sama sekali gak ada orang.. 
 

Merinding, aku lalu masuk lagi ke dalam, lalu menekan tombol tutup pintu berkali-kali.
Sukurlah, lift akhirnya menutup. 
 
Tapi, ketika sudah agak sedikit lega, aku mulai panik lagi, kenapa? Karena ternyata lift gak bergerak sama sekali. Hanya diam di tempat, di lantai 3A, gak ke lantai 7, padahal pintunya sudah tertutup rapat.
Kembali aku menekan tombol lantai 7 berkali-kali, berharap lift akan bergerak ke atas.
Harapan tinggal harapan, lift gak bergerak juga. 
 
Aku mulai panik, lalu merogoh tas mencari ponsel, berniat untuk coba menghubungi Agen Idn Sport Inda.
 
Tapi tiba-tiba, TING!
Pintu lift kembali terbuka,
Aku terkejut sangat, jantungku seperti berhenti.
Masih di lantai 3A, masih sangat gelap juga keadaanya, persis sama dengan ketika tadi pintu terbuka pertama kali.


Meja kosong resepsionis, sendirian dalam gelap, gak ada orang sama sekali..
Kembali aku tekan tombol tutup pintu berkali-kali. Sukurlah, perlahan pintu lift kembali menutup.
Nyaris menangis, aku coba untuk menghubungi Inda lagi. Sial, gak ada sinyal! 
 
Semakin panik, karena lagi-lagi lift gak juga mau bergerak, tetap diam di tempatnya. Pandanganku masih fokus ke layar ponsel, berusaha untuk menghubungi Inda, namun masih tanpa hasil.
 
Ting! 
 
Sekali lagi suara itu muncul mengangetkanku, suara pertanda kalau pintu lift akan terbuka.
Dan benar, perlahan pintu terbuka untuk yang ketiga kali. Masih di lantai yang sama, lantai 3A. Keadaannya juga masih sama, gelap dan gak ada orang sama sekali, sepi dan kosong.

Pintu terbuka lebar, bertahan seperti itu selama beberapa belas detik. Aku sudah menangis pelan sambil bersandar di dinding lift sebelah kiri, ketakutan, panik. 
 
Sekali lagi, aku tekan tombol tutup pintu berkali-kali, memaksa pintu agar cepat tertutup.
Tapi sebentar, kali ini aku mendengar sesuatu, 
 
Ada suara langkah kaki, langkah yang sepertinya menuju lift, tapi bukan langkah terburu-buru, hanya langkah kaki berjalan biasa.
 
Bukan lega karena mendengar itu, aku malah tambah panik, takut itu setan atau hantu, aku ketakutan.
Sementara langkah itu seperti terus mendekati lift..
Sampai akhirnya, ada sosok yang tiba-tiba muncul di depan pintu lift.. 
 
Aaaahh, elu Nda, gila lo ya, ngagetin aja. Aduuuuuhh..”
Ternyata yang muncul adalah Inda, suara langkah kaki tadi adalah langkah kakinya. Lalu dia masuk ke dalam lift.

Ah leganya..
Kemudian pintu menutup, kali ini lift bergerak, tapi bukan ke lantai 7, tapi malah turun ke lantai dasar. Pada saat itu aku gak terlalu memperhatikan keanehan ini, hati dan pikiran terlanjur gembira karena sudah bersama Inda. 
 
“Ngapain lo dari lantai 3A Nda? Udah sepi gitu, nakutin tau..” Ucapku, tanpa melihat ke arah Inda, fokusku masih ke layar ponsel Slot pulsa tanpa potongan.
 
“Ada teman.” Jawab Inda datar.
“Kenapa lo sakit? Lemes amat.” Tanyaku lagi, masih belum menatap Inda, karena ada sesuatu di ponsel yang lebih menarik perhatian.
Tapi Inda gak menjawab, dia diam saja sambil berdiri di bagian belakang, aku melihatnya dari sudut mata. 
 
Ting!
Sampai juga di lantai dasar, lalu pintu lift terbuka.

Ayok ah buruan, kita udah telat nih, gara-gara macet tadi.” Ucapku setelah pintu sudah terbuka, lalu melangkah keluar.
 
Tapi sekali lagi Inda gak menjawab. Lalu aku menoleh ke belakang, melihat ke arah lift.
Betapa kagetnya aku, ternyata lift dalam keadaan kosong, gak ada Inda di dalamnya.
Inda ke mana?
 
Dalam keadaan masih kebingungan, tiba-tiba ponselku berdering, muncul tulisan “Inda” pada layarnya.
“Inda? Lo di mana deh?”
“Lah, lo di mana? Gw dah di parkiran dari tadi ini, di depan mobil lo.”
 
Inda sudah di parkiran dari tadi? Lalu siapa tadi yang naik lift bersamaku dari lantai 3A?
Setelah sudah bertemu, lalu kami mulai bercerita.
Ternyata Inda sudah ada di selesai sejak sejak jam delapan, kemudian menungguku di minimarket depan gedung.

Sampai akhirnya dia masuk lagi ke dalam, lalu melihat mobilku sudah ada di parkiran dalam keadaan kosong.
Sungguh peristiwa di lift yang menyeramkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar