Misteri Suara Rintihan di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya
Siapa yang tak tahu soal tragedi Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G 30 S PKI, kejadian yang menewaskan 7 Jenderal itu terjadi pada tahun 1965 silam dan kini tinggalah museum Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di Lubang Buaya, Pondok Gede Jakarta Timur.
Meski sudah berusia puluhan tahun, bangunan museum tersebut masih kokoh berdiri guna menjadi medium pembelajaran bagi generasi selanjutnya. Namun, bangunan museum yang dibangun tepat di lokasi berdarah tersebut ternyata menyimpan banyak misteri dan cerita horor yang berkembang di masyarakat.
Pemberian nama "Lubang Buaya" memang berangkat dari cerita masyarakat sekitar di mana jauh sebelum tragedi berdarah tersebut di kawasan sekitar daerah terkenal akan buaya baik secara wujud aslinya atau buaya jadi-jadian yang dianggap berbahaya.
Oleh karena itu banyak larangan warga terutama kepada anak kecil untuk berkeliaran di sekitar daerah itu sehingga kawasan tersebut memanglah sangat sepi. Jangankan pada malam hari, pada tengah hari siang bolong juga suasana di Lubang Buaya memang cukup membuat bulu kuduk merinding.
Kini, dengan adanya bangunan museum yang didirikan di bekas tragedi berdarah pembunuhan para jenderal Indonesia tentu saja menambah kesan horor di kawasan Lubang Buaya.
Akibatnya, banyak sekali kisah horor yang lahir pasca kejadian tersebut. Mulai dari sering terlihat penampakan makhluk astral, suara rintihan seseorang seperti penyiksaan, hingga suara teriakan minta tolong.
Kisah lain Slot pulsa tanpa potongan juga disebutkan masyarakat bahwa sering terdengar derap langkah mirip para prajurit yang sedang beraksi, entah benar atau tidak mengenai kesaksian kisah-kisah horor tersebut.
Namun, yang pasti sudah pasti gangguan-gangguan gaib bukan berasal dari para korban tragedi itu, karena jauh sebelum tragedi itu Lubang Buaya memang sudah terkenal keangkerannya.
Meskipun kawasan Lubang Buaya kini sudah banyak dihuni oleh masyarakat, akan tetapi tetap saja energi horor yang ada disana tetap terpancar seolah kawasan tersebut memang sudah digariskan demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar